
Membangun Karakter Pelajar Pancasila
Pancasila,
Mesin Waktu !
Dian Noviana Ertanti, Guru PJOK SMP
Negeri 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
Way of life, pernyataan itu masih terekam
jelas hingga saat ini. Saat kita memasuki zaman serba cepat, tetapi hanya
sedikit yang dapat melaluinya dengan nikmat. Masih bisa kita rasakan semangatnya
pada saat itu, moment ketika belajar tentang arti penting Pancasila di
bangku sekolah dasar. Pancasila sebagai pandangan hidup masyaraka Indonesia
sekaligus Dasar Negara yang besar kekuatannya, dan sekarang juga kuat menggaung
di dunia pendidikan kita. Pancasila dalam pendidikan menjadi menarik, karena
melahirkan sebuah sistem pendidikan yang baru melalui Kurikulum Merdeka dengan
istilah Profil Pelajar Pancasila di dalamnya. Kurikulum ini membawa dan seakan
memaksa kita sekaligus rekan guru untuk bergerak menyesuaikan diri dengan iramanya,
menyesuaikan diri dengan cara dan tujuan barunya untuk membangun karakter
Profil Pelajar Pancasila.
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis,
dan kreatif menjadi nilai – nilai yang harus ditanamkan dalam Profil Pelajar
Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Membangun dan mendidik murid sejatinya
membangun sebuah peradaban bangsa, memang tidak mudah, perlu usaha yang
melibatkan cipta, rasa, dan karsa karena mendidik dari hati akan sampai ke hati
juga. Pendidikan karakter menjadi topik yang hangat diperbincangkan pada masa
kini, pendidikan karakter bukan hal yang instan melainkan perlu pembiasaan dalam
keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Sejenak saya menilik pada situasi
ketika duduk di bangku sekolah dasar, teman – teman saya begitu menghormati Ibu dan Bapak Guru, serta orang
yang lebih tua. Membungkukkan badan ketika berjalan di depan orang lain,
bertegur sapa dengan rekan lainnya, mengucapkan maaf dengan tulus, asyik
bermain bersama tanpa menggunakan handphone, saling membantu dalam
kesulitan, dan masih banyak lagi yang ternayata mulai langka saya temukan di
masa sekarang ini. Pada masa kini semua serba cepat, semua serba ada, semua
serba bisa, ibaratnya dari ruang kamar saja kita bisa memesan makanan, kita
bisa berbelanja barang yang kita inginkan, dan bahkan melihat dan berkeliling di
negara lain secara online. Kemudaha – kemudahan ini berdampak baik
terhadap kenyamanan kita, namun tanpa disadari melahirkan generasi – generasi
anti sosial yang lebih nyaman menyendiri tanpa tersentuh atau terekspos dunia luar dan menebalkan karakter
individualisme. Karakter ini tentunya bertentangan dengan nilai – nilai yang
terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila. Untuk itulah pemerintah memasukkan
Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka dan sebagai kegiatan
Kokurikuler
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan
sejatinya menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya dan pendidikan haruslah
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Yang menjadi spotlight
Ibu dan Bapak guru adalah bagaimana caranya menanamkan pembelajaran karakter
atau budi pekerti sesuai nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila di tengah arus percepatan teknologi yang
menyeret begitu banyak budaya asing di dalamnya. Untuk membangun karakter
Profil Pelajar Pancasila tidak hanya diperlukan satu atau dua kali kegiatan,
namun harus ada pembiasaan kegiatan positif di dalamnya. Pembiasaan kegiatan
positif ini pada akhirnya akan membudaya dan menciptakan well – being ekosistem
di sekolah, yaitu kondisi nyaman, sehat, dan bahagia bagi murid dan seluruh
warga sekolah. Pada Unit kerja kami, SMP Negeri 1 Sidoharjo telah menerapkan
beberapa kegiatan pembiasaan positif untuk murid, diantaranya kegiatan upacara bendera dan apel pagi setiap
hari Rabu dan Jumat, kegiatan jumat literasi, kegiatan jumat bersih, kegiatan
jumat sehat, kegiatan jumat iman, kegiatan jumat bekal, dan masih banyak lagi
program sekolah yang tentunya dapat membangun karater Pelajar Pancasila. Ibu
dan Bapak guru memegang peran penting dalam memberikan tauladan serta
pendampingan untuk kelancaran kegiatan pembiasaan.
Kegiatan pembiasaan tersebut merupakan
kolaborasi seluruh warga sekolah untuk saling mengingatkan dan mendukung.
Tauladan yang diberikan kepada murid
tidak cukup hanya satu atau dua guru dan tenaga kependidikan melainkan
harus seluruhnya tanpa terkecuali. Selain Guru dan tenaga kependidikan peran
guru penggerak juga dapat dimaksimalkan di sini. Guru penggerak memiliki nilai
– nilai seperti mandiri, bepihak kepada murid, inovatif, reflektif, kolaboratif,
dan memiliki peran sebagai pemimpin pembelajaran, mendorong kolaborasi, menjadi
coach bagi guru lain, mewujudkan kepemimpinan pada murid, dan menggerakkan
komunitas praktisi. Sebagai pemimpin pembelajaran guru penggerak harus mampu
mewujudkan pembelajarn yang berpihak kepada murid dengan inovasi dan
mengintegrasikan nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran.
Untuk memaksimalkan penanaman nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila pada murid,
guru penggerak dapat menggerakkan praktisi guru di sekolah melalui kegiatan
berbagi praktik baik tentang penerapan budaya positif di sekolah dan
pembelajaran sosial emosional. Kedua topik ini sangat mendukung terwujudnya
karakter Profil Pelajar Pancasila di sekolah.
Karakter Profil Pelajar Pancasila tidak
dapat terwujud secara instan, melainkan harus melalui kegiatan pembiasaan secara
berkelanjutan, melibatkan pihak sekolah dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan karakter tidak boleh berhenti pada jam sekolah saja melainkan juga
bagaimana memaksimalkan peran keluarga serta masyarakat untuk memberikan ruang
bertumbuhkembang secara positif pada anak, salah satunya dengan menciptakan
lingkungan tempat tinggal yang aman dan nyaman. Pancasila menjadi arti penting
bagi setiap sisi kehidupan bangsa,dan menjelma menjadi waktu yang siap
beradaptasi dengan segala bentuk perubahan cakrawala.
Profil Penulis
Dian Noviana Ertanti, Guru Mata Pelajaran
PJOK, SMP Negeri 1 Sidoharjo
Kelas ini telah mengubah
saya dalam menulis, lebih tepatnya membantu saya kembali menulis setelah sangat
lama berhenti berprofesi sebagai kuli tinta. Kelas ini begitu menginspirasi dan
memotivasi saya untuk menghasilkan karya yang mengulas pada bidang pendidikan,
khususnya menumbuhkan karakter Pancasila pada murid. Menumbuhkan karakter
positif menjadi sorotan di era sekarang ini,
karena karakter adalah bagian dari kecerdasan yang akan membantu murid meraih kesuksesan di
setiap aspek kehidupannya.